بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Sambil nungguin waktunya pulang kerja mending ngerjain tugas dulu.Hee...
Tugas kali ini yaitu mengenai Phobia. Mungkin kita sudah pernah atau sering mendengar istilah ini.Tapi,tahukan anda tentang arti dan macam-macam phobia ?
dari pada puyeng mikirinnya mendingan baca nih..
PENGERTIAN PHOBIA
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
- afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
- agoraphobia - takut pada lapangan
- antlophobia — takut akan banjir.
- bibliophobia - takut pada buku
- caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
- cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
- claustrophobia - takut akan naik lift.
- dendrophobia - takut pada pohon
- ecclesiophobia - takut pada gereja
- felinophobia - takut akan kucing
- genuphobia - takut akan lutut
- hydrophobia — ketakutan akan air.
- hyperphobia - takut akan ketinggian
- iatrophobia - takut akan dokter
- japanophobia - ketakutan akan orang jepang
- lygopobia - ketakutan akan kegelapan
- necrophobia - takut akan kematian
- panophobia - takut akan segalanya
- photophobia — ketakutan akan cahaya.
- ranidaphobia - takut pada katak
- schlionophobia - takut pada sekolah
- uranophobia - ketakutan akan surga
- venustraphobia - takut pada perempuan yang cantik
- xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
- arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
- lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran
takut pada sekolah, takut akan buku, dan yang paling aneh nih takut pada perempuan yang cantik.
aduuhh.. disaat semua orang ingin punya pasangan atau dekat dengan perempuan yang cantik kok ini malah takut sih ??? aneh bangedd..
Tapi sayang saya tidak ngebahas soal itu :P.
yang akan saya bahas adalah Photopobia yaitu ketakutan akan cahaya.
Mau tau lebih lengkapnya ? Baca aja nih..
Photophobia, juga sering dikenal sebagai "Autisme mata" adalah gejala intoleransi abnormal untuk persepsi visual cahaya. Sebagai fotofobia gejala medis tidak wajar rasa takut atau fobia , tetapi sebuah pengalaman ketidaknyamanan atau nyeri ke karena paparan cahaya atau oleh adanya mata fisik yang sebenarnya fotosensitifitas mata, meskipun istilah ini kadang-kadang tambahan diterapkan untuk abnormal atau irasional takut cahaya seperti heliophobia .
Penyebab
Pasien dapat mengembangkan fotofobia sebagai akibat dari beberapa kondisi medis yang berbeda, berkaitan dengan mata atau sistem saraf .Fotofobia dapat disebabkan oleh peningkatan respon terhadap cahaya mulai pada setiap langkah dalam sistem visual , seperti:
- Terlalu banyak cahaya yang memasuki mata. Terlalu banyak cahaya bisa masuk mata jika sudah rusak, seperti dengan abrasi kornea dan kerusakan retina, atau jika seorang murid (s) tidak mampu untuk normal menyempit (terlihat dengan kerusakan pada saraf oculomotor ).
- Overstimulation dari fotoreseptor di retina
- Impuls listrik yang berlebihan pada saraf optik
- Berlebihan respon dalam sistem saraf pusat
Penyebab fotofobia berkaitan langsung dengan mata itu sendiri meliputi:
- Achromatopsia
- Aniridia
- Antikolinergik obat dapat menyebabkan fotofobia dengan melumpuhkan otot sfingter iris .
- Aphakia (adanya lensa mata)
- Buphthalmos (sudut normal sempit antara kornea dan iris)
- Katarak
- Cone distrofi
- Kelainan kongenital mata
- Viral konjungtivitis ("mata merah")
- Kornea abrasi
- Kornea distrofi
- Kornea ulkus
- Gangguan dari epitel kornea , seperti yang disebabkan oleh kornea benda asing atau keratitis
- Ectopia lentis
- Endophthalmitis
- Mata trauma yang disebabkan oleh penyakit, cedera, atau infeksi seperti chalazion , episkleritis , glaukoma , keratoconus , atau saraf optik hipoplasia
- Hydrophthalmos , atau bawaan glaukoma [6]
- Iritis
- Optic neuritis
- Pigmen sindrom dispersi
- Pupil dilatasi (alami atau kimiawi)
- Detasemen retina
- Jaringan parut pada kornea atau sklera
- Uveitis
- Spektrum autisme gangguan
- Malformasi Chiari
- Disleksia
- Ensefalitis termasuk Myalgic encephalomyelitis alias sindrom kelelahan kronis
- Meningitis
- Perdarahan subarachnoid
- Tumor dari fosa kranial posterior
Penyebab lain
- Ankylosing spondylitis - Penyebab Uveitis sebagai ekstra-artikular fitur.
- Albinisme
- Ariboflavinosis
- Benzodiazepin (penggunaan jangka panjang atau penarikan dari benzodiazepin)
- Kemoterapi
- Chikungunya
- Cystinosis
- Ehlers-Danlos
- Mabuk
- Influenza
- Infeksi Mononucleosis
- Magnesium Kekurangan
- Keracunan merkuri
- Migrain
- Rabies
- Tyrosinemia tipe II , juga dikenal sebagai "Richner-HANHART sindrom"
Pengobatan
Pengobatan terbaik untuk sensitivitas cahaya adalah dengan mengatasi penyebab yang mendasari. Setelah faktor pemicu diobati, fotofobia menghilang di banyak tapi tidak semua kasus.Pasien dengan fotofobia akan memalingkan muka mereka dari cahaya langsung (sinar matahari dan lampu kamar), atau mungkin mencari tempat berlindung dari ruang gelap atau memakai kacamata .
Sebuah studi oleh Stringham dan Hammond, diterbitkan dalam edisi Jan-Feb Journal of Food Science, membahas peningkatan kinerja visual dan penurunan senitivity cahaya (silau) pada subyek mengambil 10 mg Lutein dan Zeaxanthin 2 mg per hari.
Akhirnya pas juga..
Begitu tugas selesai, waktu pulang pun sudah tiba.. Pulang ahh..
Sumber 1
Sumber 2
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar